Landasan
Perkembangan Penduduk Indonesia
Pertumbuhan penduduk adalah perubahan populasi sewaktu-waktu, dan
dapat dihitung sebagai perubahan dalam jumlah individu dalam
sebuah populasi menggunakan "per
waktu unit" untuk pengukuran. Sebutan pertumbuhan penduduk merujuk pada semua spesies, tapi selalu mengarah pada manusia, dan sering digunakan
secara informal untuk sebutan demografi nilai pertumbuhan penduduk, dan digunakan
untuk merujuk pada perubahan penduduk dunia. Maka yang melandasi perkembangan penduduk di Indonesia
adalah banyaknya kelahiran di bandingkan dengan kematian dan banyaknya
imigran dari desa kekota yang menumpuknya manusia di kota dan sedangkan yang di
desa berkurang. Banyaknya imigran dari desa ke kota dikarenakan sedikitnya atau kurangnya lapangan pekerjaan dibandingkan dengan di kota-kota yang membuat orang desa mencari makan di kota dan menyebabkan banyaknya atau
menumpuknya orang dikota. Perkembangan
penduduk di Indonesia dikarenakan banyaknya
atau meningkatnya data kelahiran per hari di bandingkan data kematian
per hari yang mengakibatnya banyaknya kehidupan tidak sebanding banyaknya kematian yang mengakibatkan penumpukan atau pertambahan penduduk di Indonesia semakin tahun semakin bertambah.
Pertambahan
Penduduk dan Lingkungan Pemukiman
Dampak kepadatan penduduk sebagai akibat laju pertumbuhan
penduduk yangcepat terhadap kelestarian lingkungan adalah sebagai
berikut:
(1) Meningkatnya limbah rumah tangga
sering disebut dengan limbah
domestik. Dengan naiknya kepadatan penduduk berarti jumlah orang
persatuan luas bertambah. Karena itu jumlah produksi limbah persatuan luas juga bertambah. Dapat juga
dikatakan di daerah dengan kepadatan penduduk yang tinggi, terjadikonsentrasi
produksi limbah.
(2) Pertumbuhan penduduk yang terjadi bersamaan dengan pertumbuhanekonomi
dan teknologi yang melahirkan industri dan sistem transport modern.Industri dan
transport menghasilkan berturut-turut limbah industri dan limbahtransport. Di
daerah industri juga terdapat kepadatan penduduk yang tinggi dantransport yang
ramai. Di daerah ini terdapat produksi limbah domsetik, limbahindustri dan
limbah transport.
(3) Akibat pertambahan penduduk juga mengakibatkan peningkatan kebutuhan pangan. Kenaikan kebutuhan pangan dapat dipenuhi dengan intensifikasi lahan pertanian, antara lain dengan mengunakan pupuk pestisida, yang notebenemerupakan
sumber pencemaran. Untuk masyarakat pedesaan yangmenggantungkan hidupnya pada
lahan pertanian, maka seiring dengan pertambahan penduduk, kebutuhan akan lahan pertanian juga akan meningkat. Sehingga ekploitasi hutan untuk membuka
lahan pertanian baru banyak dilakukan.Akibatnya daya dukung lingkungan
menjadi menurun. Bagi mereka para peladang berpindah, dengan meningkatnya pertumbuhan penduduk yang sedemikian cepat, berarti menyebabkan tekanan penduduk terhadap lahan juga meningkat. Akibatnya proses pemulihan lahan mengalami percepatan.
Yang tadinyamemakan waktu 25 tahun, tetapi dengan semakin meningkatnya tekanan penduduk terhadap lahan maka bisa berkurang menjadi 5 tahun. Saat dimana lahan
yang baru ditinggalkan belum pulih kesuburannya.
(4) Makin besar
jumlah penduduk, makin besar kebutuhan akan sumber daya.Untuk
penduduk agraris, meningkatnya kebutuhan sumber daya ini terutama lahandan
air. Dengan berkembangnya teknologi dan ekonomi, kebutuhan akan sumberdaya lain
juga meningkat, yaitu bahan bakar dan bahan mentah untuk industri.Dengan makin
meningkatnya kebutuhan sumber daya itu, terjadilah penyusutansumber daya.
Penyusutan sumber daya berkaitan erat dengan pencemaran. Makin besar pencemaran
sumber daya, laju penyusunan makin besar dan pada umumnyamakin besar
pula pencemaran.Bergesernya pola hidup masyarakat dan tingginya tuntutan hidup
modern yangmakin sulit dikejar menyebabkan terjadinya banyak stressor atau
penyebab stressyang menyerang masyarakat metropolis. Tidak mengherankan bila
gangguan kejiwaan pun menjadi salahsatu penyakit tren
masyarakat kota dewasa ini.Indikatornya, jelas terlihat dari banyaknya pasien
non psikosa (bukan kejiwaan)yang dirawat instalasi Ilmu Kedokteran Jiwa berbagai
RSU.Sebelum berakibat lebih parah, selayaknya kita bercermin pada berbagai
kejadiankhusus yang cenderung muncul di perkotaan. Jakarta, Surabaya, Medan dan
kota besar lainnya tidak hanya tampak indah dengan gedung gedung pencakar langit dengan
arsitektur modern dan deretan mobil mewah yang berseliweran.
Kota-kotaini tidak hanya gagah karena gemerlapnya lampu-lampu kota yang
menghidupkansuasana malam. Namun, di balik gemerlap semua itu, kota ini juga
mempunyai berbagai masalah pelik sebagai kota besar yang notabene menjadi sasaran kaumurban
sebagaimana dialami kota-kota besar lain di berbagai belahan dunia.Akumulasi
berbagai masalah klasik akibat peningkatan jumlah penduduk kotayang cepat makin
dirasakan dampaknya, mulai dari kemiskinan, pencemaran, pengangguran,
hingga kriminalitas dan sebagainya. Diperburuk lagi, kini banyak problema lingkungan hidup kota sehingga pelestarian lingkungan makin berkurang dan perencanaan kota jadi tidak sesuai dengan kenyataan akibat pengaturan Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW) baik kota maupun provinsi yang sering tidak sinkron. Buntut dari rangkaian masalah itu tidak lain adalah tingkat daya dukung kota terhadap kehidupan warga yang
makin rendah. Secara umum, pertumbuhan penduduk kota-kota di dunia
cenderung mengalami lonjakan
yang sangat fenomenal, sementara pada saat yang sama, kualitas lingkungan cenderung menurun. Lebih dari setengah
jumlah penduduk di dunia sekarang
ini tinggal di perkotaan. Masalah-masalah perkotaan, seperti kepadatan lalu lintas, pencemaran udara, perumahan dan pelayanan
masyarakat yang kurang layak,
kriminal, kekerasan dan penggunaan obat-obat terlarang menjadi masalah yang harus dihadapi masyarakat perkotaan. Sangat
wajar, apabila kecenderungan tersebut
terus-menerus tidak ditangani maksimal, ibarat bola salju yang makin lama makin membesar, dan akhirnya memicu runtuhnya
kekuatan psikologis masyarakat. Fasilitas pendidikan menghambat program persamaan atau
perimbangan antara pedesaan dan kota, dan antara bagian masyarakat yang kaya dan miskin. Oleh karena itu,
masyarakat dalam mencapai pendidikan yang tinggi masih sedikitsekali. Hal ini
disebabkan karena :
a)
Tingkat kesadaran masyarakat untuk bersekolah rendah.
b)
Besarnya anak usia sekolah yang
tidak seimbang dengan penyediaan sarana pendidikan.
c)
Pendapatan perkapita penduduk di Indonesia rendah sehingga belum dapatmemenuhi
Kebutuhan hidup primer, dan untuk biaya sekolah.
Dampak yang ditimbulkan dari rendahnya
tingkat pendidikan terhadap pembangunan adalah:
1.
Rendahnya penguasaan teknologi maju, sehingga harus mendatangkan tenagaahli
dari negara maju. Keadaan ini sungguh ironis, di mana keadaan
jumlah penduduk Indonesia besar, tetapi tidak mampu mencukupi
kebutuhan tenaga ahliyang sangat diperlukan dalam pembangunan.
2.
Rendahnya tingkat pendidikan mengakibatkan sulitnya masyarakat menerimahal-hal
yang baru. Hal ini nampak dengan ketidak mampuan masyarakat merawathasil
pembangunan secara benar, sehingga banyak fasilitas umum yang rusakkarena
ketidakmampuan masyarakat memperlakukan secara tepat. Kenyataan seperti ini apabila terus dibiarkan akan menghambat
jalannya pembangunan. Pengaruh
dari pada dinamika penduduk terhadap pendidikan juga
dirasakan padakeluarga. Penelitian yang dilakukan pada beberapa negara dengan
latar belakang budaya yang berlainan menunjukkan bahwa jika digabungkan
dengan kemiskinan, keluarga
dengan jumlah anak banyak dan jarak kehamilan yang dekat, menghambat perkembangan berfikir anak-anak, berbicara
dan kemauannya, disamping kesehatan dan perkembangan fisiknya. Kesulitan orang
tua dalam membiayai anak-anak yang banyak, lebih mempersulit
masalah ini. Helen Callaway,
seorang ahli antropologi Amerika yang mempelajari masyarakat butahuruf,
menyimpulkan bahwa perkembangan ekonomi dan perluasan pendidikan dasar telah memperluas jurang pemisah
antara pria dan wanita. Hampir di mana-mana pria diberikan prioritas untuk pendidikan umum
dan latihan- latihan
teknis.Mereka adalah orang-orang yang mampu menghadapi tantangan-tantangandalam dunia. Sebaliknya
pengetahuan dunia di tekan secara tajam pada tingkatyang terbawah.Pengaruh
daripada dinamika penduduk terhadap pendidikan juga dirasakan padakeluarga.
Penelitian yang dilakukan pada beberapa negara dengan latar belakang budaya
yang berlainan menunjukkan bahwa jika digabungkan dengan kemiskinan,keluarga
dengan jumlah anak banyak dan jarak kehamilan yang dekat,menghambat
perkembangan berfikir anak-anak, berbicara dan kemauannya, disamping kesehatan
dan perkembangan fisiknya. Kesulitan orang tua dalammembiayai anak-anak yang
banyak, lebih mempersulit masalah ini padahaltingkat pendidikan sangat
siperlukan sebagai alat menyampaikan informasikepada manusia tentang perlunya
perubahan dan untuk merangsang penerimaan gagasan-gagasan baru.
Pertumbuhan Penduduk dan Penyakit yang Berkaitan
dengan LingkunganHidup
Kemampuan
manusia untuk mengubah atau memoditifikasi kualitaslingkungannya tergantung
sekali pada taraf sosial budayanya. Masyarakat yangmasih primitif hanya mampu
membuka hutan secukupnya untuk memberi perlindungan pada masyarakat. Sebaliknya, masyarakat yang sudah maju sosial budayanya dapat mengubah lingkungan hidup sampai taraf yang irreversible.
Perilaku masyarakat ini menentukan gaya hidup tersendiri yang akan menciptakan lingkungan
yang sesuai dengan yang diinginkannya mengakibatkan
timbulnya penyakit juga sesuai dengan
prilakunya tadi. Dengan demikian eratlah hubunganantara
kesehatan dengan sumber daya social ekonomi. WHO menyatakan “Kesehatan adalah suatu keadaan sehat yang
utuh secara fisik, mental dan sosial serta bukan hanya merupakan bebas dari
penyakit”.Dalam Undang Undang No. 9 Tahun 1960 tentang Pokok-Pokok Kesehatan. Dalam Bab
1,Pasal 2 dinyatakan bahwa “Kesehatan adalah meliputi kesehatan badan (somatik),rohani (jiwa) dan sosial dan bukan hanya deadaan yang bebas
dari penyakit, cacat dan kelemahan”. Definisi ini memberi arti yang sangat luas
pada kata kesehatan. Keadaan kesehatan lingkungan di Indonesia masih merupakan
hal yang perlumendapaat perhatian, karena menyebabkan status kesehatan
masyarakat berubah seperti: Peledakan penduduk, penyediaan air bersih,
pengolalaan sampah,pembuangan air limbah penggunaan pestisida, masalah gizi,
masalah pemukiman, pelayanan kesehatan, ketersediaan obat, populasi udara, abrasi pantai,penggundulan hutan dan banyak lagi permasalahan yang dapatmenimbulkan
satu model penyakit. Jumlah penduduk yang sangat besar 19.000 juta harus
benar-benar ditangani masalah. pemukiman sangat penting diperhatikan.Pada
saat ini pembangunan di sektor perumahan sangat berkembang, karenakebutuhan
yang utama bagi masyarakat. Perumahan juga harus memenuhi syarat bagi
kesehatan baik ditinjau dari segi bangungan, drainase, pengadaan air bersih, pentagonal sampah domestik uang dapat menimbulkan penyakit infeksi dan
ventilasi untuk pembangunan asap dapur. Indonesia
saat ini mengalami transisi dapat terlihat dari perombakan struktur ekonomi
menuju ekonomi industri, pertambahan jumlah penduduk, urbanisasi yang
meningkatkan jumlahnya, maka berubahlah beberapa indikator kesehatanseperti
penurunan angka kematian ibu, meningkatnya angka harapan hidup ( 63tahun ) dan
status gizi. Jumlah penduduk terus bertambah, cara bercocok tanamtradisional
tidak lagi dapat memenuhi kebutuhan hidup masyarakat. PertumbuhanPenduduk yang
tidak merata tersebut sangat berpengaruh dengan lingkungan, penduduk yang tinggal dipemukiman yang sembarangan akan mengakibatkanlingkungan
yang tidak bersih. Lingkungan yang tidak dijaga akan mengakibatkan penyakit yang dapat mengacam kesehatan manusia, misalnya penyakit yang
di akibatkan oleh lingkungan adalah Malaria, Muntaber, Penyakit Kulit, Tifus,
dll.Seperti banjir, polusi air, dan polusi udara adalah faktor yang
mengakibatkanterjadinya penyakit, jika lama kelamaan manusia tidak
memperhatikanlingkunganya maka sangat besar peluang penyakit menyebar, dalam
hal inikesadaran manusia sangat dibutuhkan, kita diharapkan perlu adanya
sosialisasi kepada penduduk tentang pemukiman yang sehat dan adanya jaminan
kesehatan bagi masyarakat luas dari pemerintah dan pemerintah haruslah meningkatkan pendidikan kesehatan bagi masyarakat dan yang paling penting diperhatikan pemeintah adalah pelayanan kesehatan masyarakat yaitu dengan menciptakan klinik disetiap pemukiman penduduk
Pertumbuhan penduduk dan
kelaparan
Menteri Kesehatan RI Prof Dr dr Nila F Moeloek SpM(K)
mengungkapkan, populasi penduduk dunia kian lama terus bertambah. Hal ini
berbanding lurus dengan meningkatnya jumlah pangan yang menjadi kebutuhan dasar
seseorang.
"Manusia yang begitu banyak, tapi lahan yang akan digunakan untuk
ketahanan pangan berkurang. Ditambah perubahan iklim, tentu kita harus berpikir
lebih antisipasi ke depan," ujar Menkes Nila di Shangrila Hotel, Jakarta,
Senin (30/10/2016)
Menkes Nila menambahkan, pangan jadi sumber permasalahan terbesar dari
segi kesehatan dan lingkungan. Hingga tahun 2050, sebesar 9 miliyar penduduk
dunia membutuhkan asupan pangan yang tepat agar terbebas dari kekurangan gizi.
Padahal bumi hanya bisa memproduksi pangan sekira 50% saja.
Untuk itu, pemerintah mengajak seluruh stake holder untuk mencegah
terjadinya kekurangan pangan di masa mendatang. Semuanya harus mencari jalan
keluar terhadap ancaman ketahanan pangan di tengah meningkatnya populasi
penduduk.
"Kita mencoba menyatukan pemikiran mengenai ketahanan pangan. Tidak
hanya berpikir hanya untuk barat atau timur, utara atau selatan, tetapi kita
berpikir ketahanan secara global," tambahnya.
Apalagi Asia Pasifik merupakan kawasan yang memiliki penduduk terbanyak
di dunia dengan urutan ke-4. Ke depan, jika penduduk dunia kekurangan bahan
pangan, sangat rawan dengan kelaparan.
Belum lagi saat ini ada tiga permasalahan pangan yang sering dibicarakan
di tingkat dunia. Antara lain adalah keamanan pangan, obesitas dan kebiasaan
makanan yang dibuang-buang.
Karena itu, Menkes Nila mengingatkan agar masyarakat mengubah kebiasaan
pola makan setiap hari. Pilihlah makanan yang aman dan sehat, serta dapat
mengubah status pangan yang semula merupakan tantangan global, justru menjadi
solusi kunci dari permasalahan.
Kemiskinan
dan keterbelakangan
Kemiskinan tidak hanya menjadi permasalahan bagi negara
berkembang, bahkan
negara-negara maju pun mengalami kemiskinan walaupun tidak sebesar negara
berkembang. Persoalannya sama namun dimensinya berbeda. Persoalan kemiskinan di negara maju merupakan bagian terkecil dalam komponen masyarakat mereka tetapi bagi negara berkembang persoalan menjadi lebih kompleks karena jumlah penduduk miskin hampir mencapai setengah dari jumlah penduduk.
Kemiskinan merupakan masalah dalam pembangunan yang bersifat multidimensi.
Kemiskinan ditandai oleh keterbelakangan dan pengangguran yang selanjutnya meningkat menjadi pemicu ketimpangan pendapatan dan kesenjangan antar golongan penduduk. Kesenjangan dan pelebaran jurang kaya miskin tidak mungkin untuk terus dibiarkan karena akan menimbulkan berbagai persoalan baik persoalan sosial maupun politik di masa yang akan datang. Ada dua macam ukuran kemiskinan yang umum dan dikenal antara lain :
negara-negara maju pun mengalami kemiskinan walaupun tidak sebesar negara
berkembang. Persoalannya sama namun dimensinya berbeda. Persoalan kemiskinan di negara maju merupakan bagian terkecil dalam komponen masyarakat mereka tetapi bagi negara berkembang persoalan menjadi lebih kompleks karena jumlah penduduk miskin hampir mencapai setengah dari jumlah penduduk.
Kemiskinan merupakan masalah dalam pembangunan yang bersifat multidimensi.
Kemiskinan ditandai oleh keterbelakangan dan pengangguran yang selanjutnya meningkat menjadi pemicu ketimpangan pendapatan dan kesenjangan antar golongan penduduk. Kesenjangan dan pelebaran jurang kaya miskin tidak mungkin untuk terus dibiarkan karena akan menimbulkan berbagai persoalan baik persoalan sosial maupun politik di masa yang akan datang. Ada dua macam ukuran kemiskinan yang umum dan dikenal antara lain :
1. Kemiskinan Absolut Konsep kemiskinan pada umumnya selalu dikaitkan dengan
pendapatan dan kebutuhan, kebutuhan tersebut hanya terbatas
pada kebutuhan pokok atau kebutuhan dasar ( basic need ). Kemiskinan dapat digolongkan dua bagian yaitu
a. Kemiskinan untuk memenuhi bebutuhan dasar.
b. Kemiskinan untuk memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi.
2. Kemiskinan Relatif Menurut Kincaid ( 1975 ) semakin besar ketimpang antara
tingkat hidup orang kaya dan miskin maka semakin besar jumlah penduduk yang
selalu miskin. Sehingga Bank Dunia ( world bank ) membagi aspek tersebut dalam tiga bagian antara lain :
a)Jika 40 % jumlah penduduk berpendapat rendah menerima
kurang dari 12 % pendapatan nasionalnya maka pembagian pembangunan sangat
timpang.
b) Apabila 40 % lapisan penduduk berpendapatan rendah
menikmati antara 12 – 17 % pendapatan nasional dianggap sedang.
c) Jika 40 % dari penduduk berpendapatan menengah menikmati
lebih dari 17 % pendapatan nasional maka dianggap rendah. Dari Video di atas
kita dapat melihat bagaimana tinggkat kemiskinan di Indonesia sangat
memprihatinkan. sehingga Indonesia termasuk dalam 5 besar tinggkat kemiskinan
yang terdaftar di Dunia. Kemiskinan di indonesia juga memperkuat tingkat
kriminalitas yang terjadi. kesenjangan ekonomi yang membuat terjadinya salah
satu tingkat kemiskinan paling besar. sehingga permasalahan ini sangat sulit
untuk di pecahkan . dengan meningkatkan kestabilan sumber daya manusia salah
satu faktor yang memperbaiki tingkat kemiskinan semangkin membaik. dan faktor
pendidikan juga sangat mempengaruhi bagaimana kemiskan akan terangkat menjadi
sebuah kekayaan yang membangkitkan bangsa Indonesia semangkin meningkatkan
kejayaannya di Mata dunia.
Sumber :
http://matakuliah.files.wordpress.com/2007/09/kemiskinan.pdf
http://www.google.com
https://lifestyle.okezone.com/read/2017/10/30/481/1805055/jumlah-penduduk-dunia-membludak-dampaknya-bisa-rawan-kelaparan
http://www.google.com
https://lifestyle.okezone.com/read/2017/10/30/481/1805055/jumlah-penduduk-dunia-membludak-dampaknya-bisa-rawan-kelaparan
Advertisements
Tidak ada komentar:
Posting Komentar