Selasa, 05 Juni 2018

PERTUMBUHAN DAN PERTAMBAHAN PENDUDUK


Landasan Perkembangan Penduduk Indonesia
Pertumbuhan penduduk adalah perubahan populasi sewaktu-waktu, dan dapat dihitung sebagai perubahan dalam jumlah individu dalam sebuah populasi menggunakan "per waktu unit" untuk pengukuran. Sebutan pertumbuhan penduduk merujuk pada semua spesies, tapi selalu mengarah pada manusia, dan sering digunakan secara informal untuk sebutan demografi nilai pertumbuhan penduduk, dan digunakan untuk merujuk pada perubahan penduduk dunia. Maka yang melandasi perkembangan penduduk di Indonesia adalah banyaknya kelahiran di bandingkan dengan kematian dan banyaknya imigran dari desa kekota yang menumpuknya manusia di kota dan sedangkan yang di desa berkurang. Banyaknya imigran dari desa ke kota dikarenakan sedikitnya atau kurangnya lapangan pekerjaan dibandingkan dengan di kota-kota yang membuat orang desa mencari makan di kota dan menyebabkan banyaknya atau menumpuknya orang dikota. Perkembangan penduduk di Indonesia dikarenakan banyaknya atau meningkatnya data kelahiran per hari di bandingkan data kematian per hari yang mengakibatnya banyaknya kehidupan tidak sebanding banyaknya kematian yang  mengakibatkan penumpukan atau pertambahan penduduk di Indonesia semakin tahun semakin bertambah.

Pertambahan Penduduk dan Lingkungan Pemukiman
Dampak kepadatan penduduk sebagai akibat laju pertumbuhan penduduk yangcepat terhadap kelestarian lingkungan adalah sebagai berikut:
(1) Meningkatnya limbah rumah tangga sering disebut dengan limbah domestik. Dengan naiknya kepadatan penduduk berarti jumlah orang persatuan luas bertambah. Karena itu jumlah produksi limbah persatuan luas juga bertambah. Dapat juga dikatakan di daerah dengan kepadatan penduduk yang tinggi, terjadikonsentrasi produksi limbah.
(2) Pertumbuhan penduduk yang terjadi bersamaan dengan pertumbuhanekonomi dan teknologi yang melahirkan industri dan sistem transport modern.Industri dan transport menghasilkan berturut-turut limbah industri dan limbahtransport. Di daerah industri juga terdapat kepadatan penduduk yang tinggi dantransport yang ramai. Di daerah ini terdapat produksi limbah domsetik, limbahindustri dan limbah transport.
(3) Akibat pertambahan penduduk juga mengakibatkan peningkatan kebutuhan pangan. Kenaikan kebutuhan pangan dapat dipenuhi dengan intensifikasi lahan pertanian, antara lain dengan mengunakan pupuk pestisida, yang notebenemerupakan sumber pencemaran. Untuk masyarakat pedesaan yangmenggantungkan hidupnya pada lahan pertanian, maka seiring dengan pertambahan penduduk, kebutuhan akan lahan pertanian juga akan meningkat. Sehingga ekploitasi hutan untuk membuka lahan pertanian baru banyak dilakukan.Akibatnya daya dukung lingkungan menjadi menurun. Bagi mereka para peladang berpindah, dengan meningkatnya pertumbuhan penduduk yang sedemikian cepat, berarti menyebabkan tekanan penduduk terhadap lahan juga meningkat. Akibatnya proses pemulihan lahan mengalami percepatan. Yang tadinyamemakan waktu 25 tahun, tetapi dengan semakin meningkatnya tekanan penduduk terhadap lahan maka bisa berkurang menjadi 5 tahun. Saat dimana lahan yang baru ditinggalkan belum pulih kesuburannya.
(4) Makin besar jumlah penduduk, makin besar kebutuhan akan sumber daya.Untuk penduduk agraris, meningkatnya kebutuhan sumber daya ini terutama lahandan air. Dengan berkembangnya teknologi dan ekonomi, kebutuhan akan sumberdaya lain juga meningkat, yaitu bahan bakar dan bahan mentah untuk industri.Dengan makin meningkatnya kebutuhan sumber daya itu, terjadilah penyusutansumber daya. Penyusutan sumber daya berkaitan erat dengan pencemaran. Makin besar pencemaran sumber daya, laju penyusunan makin besar dan pada umumnyamakin besar pula pencemaran.Bergesernya pola hidup masyarakat dan tingginya tuntutan hidup modern yangmakin sulit dikejar menyebabkan terjadinya banyak stressor atau penyebab stressyang menyerang masyarakat metropolis. Tidak mengherankan bila gangguan kejiwaan pun menjadi salahsatu penyakit tren masyarakat kota dewasa ini.Indikatornya, jelas terlihat dari banyaknya pasien non psikosa (bukan kejiwaan)yang dirawat instalasi Ilmu Kedokteran Jiwa berbagai RSU.Sebelum berakibat lebih parah, selayaknya kita bercermin pada berbagai kejadiankhusus yang cenderung muncul di perkotaan. Jakarta, Surabaya, Medan dan kota besar lainnya tidak hanya tampak indah dengan gedung gedung pencakar langit dengan arsitektur modern dan deretan mobil mewah yang berseliweran. Kota-kotaini tidak hanya gagah karena gemerlapnya lampu-lampu kota yang menghidupkansuasana malam. Namun, di balik gemerlap semua itu, kota ini juga mempunyai berbagai masalah pelik sebagai kota besar yang notabene menjadi sasaran kaumurban sebagaimana dialami kota-kota besar lain di berbagai belahan dunia.Akumulasi berbagai masalah klasik akibat peningkatan jumlah penduduk kotayang cepat makin dirasakan dampaknya, mulai dari kemiskinan, pencemaran, pengangguran, hingga kriminalitas dan sebagainya. Diperburuk lagi, kini banyak problema lingkungan hidup kota sehingga pelestarian lingkungan makin berkurang dan perencanaan kota jadi tidak sesuai dengan kenyataan akibat pengaturan Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW) baik kota maupun provinsi yang sering tidak sinkron. Buntut dari rangkaian masalah itu tidak lain adalah tingkat daya dukung kota terhadap kehidupan warga yang makin rendah. Secara umum, pertumbuhan penduduk kota-kota di dunia cenderung mengalami lonjakan yang sangat fenomenal, sementara pada saat yang sama, kualitas lingkungan cenderung menurun. Lebih dari setengah jumlah penduduk di dunia sekarang ini tinggal di perkotaan. Masalah-masalah perkotaan, seperti kepadatan lalu lintas, pencemaran udara, perumahan dan pelayanan masyarakat yang kurang layak, kriminal, kekerasan dan penggunaan obat-obat terlarang menjadi masalah yang harus dihadapi masyarakat perkotaan. Sangat wajar, apabila kecenderungan tersebut terus-menerus tidak ditangani maksimal, ibarat bola salju yang makin lama makin membesar, dan akhirnya memicu runtuhnya kekuatan psikologis masyarakat. Fasilitas pendidikan menghambat program persamaan atau perimbangan antara pedesaan dan kota, dan antara bagian masyarakat yang kaya dan miskin. Oleh karena itu, masyarakat dalam mencapai pendidikan yang tinggi masih sedikitsekali. Hal ini disebabkan karena :
a)      Tingkat kesadaran masyarakat untuk bersekolah rendah.
b)     Besarnya anak usia sekolah yang tidak seimbang dengan penyediaan sarana pendidikan.
c)      Pendapatan perkapita penduduk di Indonesia rendah sehingga belum dapatmemenuhi Kebutuhan hidup primer, dan untuk biaya sekolah.
Dampak yang ditimbulkan dari rendahnya tingkat pendidikan terhadap pembangunan adalah:
1.      Rendahnya penguasaan teknologi maju, sehingga harus mendatangkan tenagaahli dari negara maju. Keadaan ini sungguh ironis, di mana keadaan jumlah penduduk Indonesia besar, tetapi tidak mampu mencukupi kebutuhan tenaga ahliyang sangat diperlukan dalam pembangunan.
2.       Rendahnya tingkat pendidikan mengakibatkan sulitnya masyarakat menerimahal-hal yang baru. Hal ini nampak dengan ketidak mampuan masyarakat merawathasil pembangunan secara benar, sehingga banyak fasilitas umum yang rusakkarena ketidakmampuan masyarakat memperlakukan secara tepat. Kenyataan seperti ini apabila terus dibiarkan akan menghambat jalannya pembangunan. Pengaruh dari pada dinamika penduduk terhadap pendidikan juga dirasakan padakeluarga. Penelitian yang dilakukan pada beberapa negara dengan latar belakang budaya yang berlainan menunjukkan bahwa jika digabungkan dengan kemiskinan, keluarga dengan jumlah anak banyak dan jarak kehamilan yang dekat, menghambat perkembangan berfikir anak-anak, berbicara dan kemauannya, disamping kesehatan dan perkembangan fisiknya. Kesulitan orang tua dalam membiayai anak-anak yang banyak, lebih mempersulit masalah ini. Helen Callaway, seorang ahli antropologi Amerika yang mempelajari masyarakat butahuruf, menyimpulkan bahwa perkembangan ekonomi dan perluasan pendidikan dasar telah memperluas jurang pemisah antara pria dan wanita. Hampir di mana-mana pria diberikan prioritas untuk pendidikan umum dan latihan- latihan teknis.Mereka adalah orang-orang yang mampu menghadapi tantangan-tantangandalam dunia. Sebaliknya pengetahuan dunia di tekan secara tajam pada tingkatyang terbawah.Pengaruh daripada dinamika penduduk terhadap pendidikan juga dirasakan padakeluarga. Penelitian yang dilakukan pada beberapa negara dengan latar belakang budaya yang berlainan menunjukkan bahwa jika digabungkan dengan kemiskinan,keluarga dengan jumlah anak banyak dan jarak kehamilan yang dekat,menghambat perkembangan berfikir anak-anak, berbicara dan kemauannya, disamping kesehatan dan perkembangan fisiknya. Kesulitan orang tua dalammembiayai anak-anak yang banyak, lebih mempersulit masalah ini padahaltingkat pendidikan sangat siperlukan sebagai alat menyampaikan informasikepada manusia tentang perlunya perubahan dan untuk merangsang penerimaan gagasan-gagasan baru.


Pertumbuhan Penduduk dan Penyakit yang Berkaitan dengan LingkunganHidup
Kemampuan manusia untuk mengubah atau memoditifikasi kualitaslingkungannya tergantung sekali pada taraf sosial budayanya. Masyarakat yangmasih primitif hanya mampu membuka hutan secukupnya untuk memberi perlindungan pada masyarakat. Sebaliknya, masyarakat yang sudah maju sosial budayanya dapat mengubah lingkungan hidup sampai taraf yang irreversible. Perilaku masyarakat ini menentukan gaya hidup tersendiri yang akan menciptakan lingkungan yang sesuai dengan yang diinginkannya mengakibatkan timbulnya penyakit juga sesuai dengan prilakunya tadi. Dengan demikian eratlah hubunganantara kesehatan dengan sumber daya social ekonomi. WHO menyatakan “Kesehatan adalah suatu keadaan sehat yang utuh secara fisik, mental dan sosial serta bukan hanya merupakan bebas dari penyakit”.Dalam Undang Undang No. 9 Tahun 1960 tentang Pokok-Pokok Kesehatan. Dalam Bab 1,Pasal 2 dinyatakan bahwa “Kesehatan adalah meliputi kesehatan badan (somatik),rohani (jiwa) dan sosial dan bukan hanya deadaan yang bebas dari penyakit, cacat dan kelemahan”. Definisi ini memberi arti yang sangat luas pada kata kesehatan. Keadaan kesehatan lingkungan di Indonesia masih merupakan hal yang perlumendapaat perhatian, karena menyebabkan status kesehatan masyarakat berubah seperti: Peledakan penduduk, penyediaan air bersih, pengolalaan sampah,pembuangan air limbah penggunaan pestisida, masalah gizi, masalah pemukiman, pelayanan kesehatan, ketersediaan obat, populasi udara, abrasi pantai,penggundulan hutan dan banyak lagi permasalahan yang dapatmenimbulkan satu model penyakit. Jumlah penduduk yang sangat besar 19.000 juta harus benar-benar ditangani masalah. pemukiman sangat penting diperhatikan.Pada saat ini pembangunan di sektor perumahan sangat berkembang, karenakebutuhan yang utama bagi masyarakat. Perumahan juga harus memenuhi syarat bagi kesehatan baik ditinjau dari segi bangungan, drainase, pengadaan air bersih, pentagonal sampah domestik uang dapat menimbulkan penyakit infeksi dan ventilasi untuk pembangunan asap dapur. Indonesia saat ini mengalami transisi dapat terlihat dari perombakan struktur ekonomi menuju ekonomi industri, pertambahan jumlah penduduk, urbanisasi yang meningkatkan jumlahnya, maka berubahlah beberapa indikator kesehatanseperti penurunan angka kematian ibu, meningkatnya angka harapan hidup ( 63tahun ) dan status gizi. Jumlah penduduk terus bertambah, cara bercocok tanamtradisional tidak lagi dapat memenuhi kebutuhan hidup masyarakat. PertumbuhanPenduduk yang tidak merata tersebut sangat berpengaruh dengan lingkungan, penduduk yang tinggal dipemukiman yang sembarangan akan mengakibatkanlingkungan yang tidak bersih. Lingkungan yang tidak dijaga akan mengakibatkan penyakit yang dapat mengacam kesehatan manusia, misalnya penyakit yang di akibatkan oleh lingkungan adalah Malaria, Muntaber, Penyakit Kulit, Tifus, dll.Seperti banjir, polusi air, dan polusi udara adalah faktor yang mengakibatkanterjadinya penyakit, jika lama kelamaan manusia tidak memperhatikanlingkunganya maka sangat besar peluang penyakit menyebar, dalam hal inikesadaran manusia sangat dibutuhkan, kita diharapkan perlu adanya sosialisasi kepada penduduk tentang pemukiman yang sehat dan adanya jaminan kesehatan bagi masyarakat luas dari pemerintah dan pemerintah haruslah meningkatkan pendidikan kesehatan bagi masyarakat dan yang paling penting diperhatikan pemeintah adalah pelayanan kesehatan masyarakat yaitu dengan menciptakan klinik disetiap pemukiman penduduk

Pertumbuhan penduduk dan kelaparan
Menteri Kesehatan RI Prof Dr dr Nila F Moeloek SpM(K) mengungkapkan, populasi penduduk dunia kian lama terus bertambah. Hal ini berbanding lurus dengan meningkatnya jumlah pangan yang menjadi kebutuhan dasar seseorang.
"Manusia yang begitu banyak, tapi lahan yang akan digunakan untuk ketahanan pangan berkurang. Ditambah perubahan iklim, tentu kita harus berpikir lebih antisipasi ke depan," ujar Menkes Nila di Shangrila Hotel, Jakarta, Senin (30/10/2016)
Menkes Nila menambahkan, pangan jadi sumber permasalahan terbesar dari segi kesehatan dan lingkungan. Hingga tahun 2050, sebesar 9 miliyar penduduk dunia membutuhkan asupan pangan yang tepat agar terbebas dari kekurangan gizi. Padahal bumi hanya bisa memproduksi pangan sekira 50% saja.
Untuk itu, pemerintah mengajak seluruh stake holder untuk mencegah terjadinya kekurangan pangan di masa mendatang. Semuanya harus mencari jalan keluar terhadap ancaman ketahanan pangan di tengah meningkatnya populasi penduduk.
"Kita mencoba menyatukan pemikiran mengenai ketahanan pangan. Tidak hanya berpikir hanya untuk barat atau timur, utara atau selatan, tetapi kita berpikir ketahanan secara global," tambahnya.
Apalagi Asia Pasifik merupakan kawasan yang memiliki penduduk terbanyak di dunia dengan urutan ke-4. Ke depan, jika penduduk dunia kekurangan bahan pangan, sangat rawan dengan kelaparan.
Belum lagi saat ini ada tiga permasalahan pangan yang sering dibicarakan di tingkat dunia. Antara lain adalah keamanan pangan, obesitas dan kebiasaan makanan yang dibuang-buang.
Karena itu, Menkes Nila mengingatkan agar masyarakat mengubah kebiasaan pola makan setiap hari. Pilihlah makanan yang aman dan sehat, serta dapat mengubah status pangan yang semula merupakan tantangan global, justru menjadi solusi kunci dari permasalahan.
Kemiskinan dan keterbelakangan
Kemiskinan tidak hanya menjadi permasalahan bagi negara berkembang, bahkan
negara-negara maju pun mengalami kemiskinan walaupun tidak sebesar negara
berkembang. Persoalannya sama namun dimensinya berbeda. Persoalan kemiskinan di
negara maju merupakan bagian terkecil dalam komponen masyarakat mereka tetapi bagi negara berkembang persoalan menjadi lebih kompleks karena jumlah penduduk miskin hampir mencapai setengah dari jumlah penduduk.
Kemiskinan merupakan masalah dalam pembangunan yang bersifat multidimensi.
Kemiskinan ditandai oleh keterbelakangan dan pengangguran yang selanjutnya meningkat
menjadi pemicu ketimpangan pendapatan dan kesenjangan antar golongan penduduk. Kesenjangan dan pelebaran jurang kaya miskin tidak mungkin untuk terus dibiarkan karena akan menimbulkan berbagai persoalan baik persoalan sosial maupun politik di masa yang akan datang. Ada dua macam ukuran kemiskinan yang umum dan dikenal antara lain :
1. Kemiskinan Absolut Konsep kemiskinan pada umumnya selalu dikaitkan dengan pendapatan dan kebutuhan, kebutuhan tersebut hanya terbatas pada kebutuhan pokok atau kebutuhan dasar ( basic need ). Kemiskinan dapat digolongkan dua bagian yaitu
a. Kemiskinan untuk memenuhi bebutuhan dasar.
b. Kemiskinan untuk memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi.

2. Kemiskinan Relatif Menurut Kincaid ( 1975 ) semakin besar ketimpang antara tingkat hidup orang kaya dan miskin maka semakin besar jumlah penduduk yang selalu miskin. Sehingga Bank Dunia ( world bank ) membagi aspek tersebut dalam tiga bagian antara lain :
a)Jika 40 % jumlah penduduk berpendapat rendah menerima kurang dari 12 % pendapatan nasionalnya maka pembagian pembangunan sangat timpang.
b) Apabila 40 % lapisan penduduk berpendapatan rendah menikmati antara 12 – 17 % pendapatan nasional dianggap sedang. 
c) Jika 40 % dari penduduk berpendapatan menengah menikmati lebih dari 17 % pendapatan nasional maka dianggap rendah. Dari Video di atas kita dapat melihat bagaimana tinggkat kemiskinan di Indonesia sangat memprihatinkan. sehingga Indonesia termasuk dalam 5 besar tinggkat kemiskinan yang terdaftar di Dunia. Kemiskinan di indonesia juga memperkuat tingkat kriminalitas yang terjadi. kesenjangan ekonomi yang membuat terjadinya salah satu tingkat kemiskinan paling besar. sehingga permasalahan ini sangat sulit untuk di pecahkan . dengan meningkatkan kestabilan sumber daya manusia salah satu faktor yang memperbaiki tingkat kemiskinan semangkin membaik. dan faktor pendidikan juga sangat mempengaruhi bagaimana kemiskan akan terangkat menjadi sebuah kekayaan yang membangkitkan bangsa Indonesia semangkin meningkatkan kejayaannya di Mata dunia.

Sumber :
Advertisements


Tidak ada komentar:

Posting Komentar