Zaman yang semakin berkembang ini menuntut kita untuk lebih tanggap dalam beradaptasi dengan masyarakat sosial. Perkembangan teknologi, sosial, bahkan ekonomi sangat berpengaruh pada pemenuhan kebutuhan hidup. Namun, angka pengangguran yang semakin melonjak tiap tahunnya menjadi hambatan bagi pertumbuhan ekonomi. Menurut Badan Pusat statistik pada okezone.com, mencatat bahwa angka pengangguran lulusan universitas mencapai 360 ribu orang. Hal ini menunjukkan bahwa sekarang ini para lulusan sekarang tersebut tidak bisa hanya mengandalkan ijazah tetapi juga harus mempunyai kemampuan juga. Perusahaan semakin selektif dalam memilih karyawannya karena persaingan yang semakin meluas. Dewasa ini bukan hanya tentang ijazah tetapi kemampuan yang sesungguhnyalah yang dicari. Salah satu alternatif mengatasi masalah tersebut adalah dengan menanamkan jiwa wirausaha pada mahasiswa sejak dini.
Dikalangan mahasiswa untuk bergelut dibidang wirausaha boleh dikatakan masih sangatlah minim. Mereka hanya berfikir setelah lulus harus bisa bekerja diperusahaan terkemuka padahal jika kita fikir kembali mau sehebat apapun jabatan kita di suatu perusahaan kita hanya seorang pesuruh. Beda dengan wirausaha maupunun kita jadi pemilik suatu usaha kecil kitalah yang menjadi bosnya. Jam kerja kita yang tentukan, hari libur seterah kita dan keuntungan tanpa dipotong apapun. Dari tidak ada modal sampai tidak mempunyai rencana yang serius dan matang adalah alasan yang sering dikemukakan oleh para mahasiswa. Pola pikir mahasiswa yang demikian perlu dibenahi agar dapat lebih memahami seberapa besar peranan wirausaha dalam kehidupan sehari-hari. Peran pendidikan khususnya pada perguruan tinggi sangat penting untuk menumbuhkan minat mahasiswa dalam berwirausaha sehingga terbatasnya lapangan pekerjaan tidak lagi menjadi masalah besar karena mahasiswa sudah mampu menjalankan usaha sendiri.
Jiwa wirausaha dapat dibangkitkan melalui pembelajaran dan pelatihan secara matang disekolah. Semua itu dilakukan agar mereka bisa mengubah pola pikir mereka agar setelah lulus nanti mereka sudah merencanakan akan membuat usaha apa bukan mencari kerja apa. Pelatihan tersebut juga berguna untuk membangkitkan jiwa-jiwa pengusaha yang hebat dan tangguh serta tahan terhadap tekanan dalam menjalani usaha yang akan dirintis. Karena itu, jika para mahasiswa, setelah keluar dari perguruan tinggi tidak memiliki jiwa wirausaha itu, mungkin karena pendidikan yang dikembangkan perguruan tinggi, tidak mengajarkan bagaimana cara membangkitkan jiwa wirausaha dalam diri mereka, sehingga mereka pasif dalam menghadapi masa depan mereka. Mereka harus diberikan bekal secara teoritis baru setelah itu melakukan survey ke beberapa perusahaan atau home industry agar mereke bisa melihat secara langsung dan menanyakan pengalaman-pengalaman pengusaha pengusaha tersebut. Itu sangat berguna untuk lebih meningkatkan jiwa wirausaha.
Ada satu pengalaman menarik di Gontor Ponorogo, yaitu kegiatan raihlah iqtishadiyah. Setelah para santri menyelesaikan studinya dan sambil menunggu kelulusan, mereka dibekali dengan teori-teori tentang kewirausahaan. Setelah itu, mereka diajak keliling Indonesia, ada di antara mereka yang dikirim ke Jawa Timur, Jawa Tengah dan bahkan Jawa Barat, untuk melakukan studi ke beberapa tempat usaha yang berkembang, mulai dari perusahaan kecil, menengah hingga besar. Dari studi tour itu, mereka disuruh untuk membuat laporan tentang studi toour tersebut, lalu disuruh untuk membuat rencana kegiatan usaha yang akan dilakukan oleh mereka setelah kembali ke rumah masing-masing. Dari situ ternyata berdampak sangat luar biasa dalam membangun jiwa wirausaha para lulusan gontor. Banyak di antara mereka yang setelah pulang dari pondok, langsung merintis usaha sesuai dengan minat dan bakat mereka masing-masing. Paling tidak 2% dari mereka, berhasil menjadi wirausahawan yang sukses di masyarakat.
Banyak manfaat yang dapat diambil apabila kita bisa menjadi wirausaha. Baik untuk diri sendiri maupun orang lain. Kita bisa melatih dan mengevaluasi kemampuan kewirausahaan kita dengan prakteknya secara langsung serta mengasah agar lebih baik lagi agar bisa berbagi pengalaman dengan orang lain dan menumbuhkan benih benih generasi muda yang mampu berwirausaha. Kita juga bisa memenuhi kebutuhan diri sendiri sehingga tidak lagi membebani orang tua. Dan yang paling penting kita bisa membuka lapangan kerja baru untuk orang lain dan secara tak langsung membantu pemerintah dalam mengurangi masalah pengangguran. Hal ini boleh jadi membawa perubahan bagi Indonesia kearah yang lebih baik , karena sejatinya perbaikan nasib negeri itu harus berdasar pada kemauan, keuletan dan kerja keras.
Sebagai generasi muda kita harus berani melangkah kedepan jangan takut dengan persaingan. Persaingan akan mendorong kita menjadi pengusaha yang lebih baik lagi dalam mengembangkan usaha kita. Seorang pengusaha harus mempunyai rencana yang matang, tujuan yang jelas dan action yang tidak setengah setengah. 3 hal tersebut akan menuntut kita menuju kesuksesan. Jika dalam perjalanan menuju kesuksesan mengalami kegagalan itu adalah hal yang sangat wajar. Seperti orang bijak bilang “Kegagalan adalah sukses yang tertunda”. Kesuksesan adalah proses yang panjang yang tidak dapat diperoleh dengan cara instan. Dan kesuksesan hanya berlaku bagi orang orang yang pantang menyerah dan tidak mudah putus asa. Kesuksesan yang besar dimulai dari sukses sukse yang kecil, jadi bersyukurlah terhadap apapun yang kita peroleh meskipun hasilnya tidak seberapa. Justru yang tidak seberapa itulah akan membawa kesuksean luar biasa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar