- Brett Boseman as Ben Weissman's child
- Molly Parker as Emily Leighton[4]
- Lois Smith as Rev. Dr. Anna Howard Shaw
- Vera Farmiga as Ruza Wenclawska, aka Rose Winslow
- Patrick Dempsey as Ben Weissman[5]
- Adilah Barnes as Ida Wells-Barnett
- Vinny Genna as Fiorello La Guardia
- Joseph Adams as Senator Thomas "Tom" Leighton
Film ini berkisah tentang perjuangan kaum wanita untuk
memperoleh hak pilih di Amerika Serikat sebelum dan ketika Perang Dunia I
berlangsung. berlatar belakang tahun 1910-an. Iron
Jawed Angels adalah
gambaran lika-liku perjuangan perempuan untuk memperoleh hak-haknya. Film ini
menjadi potret bahwa perempuan untuk mendapatkan kesempatan yang sama dalam
ruang politik tidaklah mudah. Diperlukan waktu dan energi yang panjang,
karena untuk menembus benteng bernama patriarkhal sangat sulit.
Film garapan Katja von Garnier ini mengisahkan perjalanan
hidup Alice Stokes Paul (11 Januari 1885-9 Juli 1977) yang menjadi pimpinan
gerakan hak pilih (suffragist) Amerika. Bersama kawannya, Lucy Burns dan
lainnya, memimpin kampanye memperjuangkan hak pilih perempuan. Perjuangan
Alice dan kawan-kawannya terbayar dalam Amandemen ke 19 Konstitusi Amerika
Serikat tahun 1920
Film yang melukiskan kisah nyata ini menjadi
inspirasi dan menjadi tonggak sejarah pada kehidupan sekarang. Bahwa ada
2 wanita perkasa yang dengan gigih memperjuangkan hak-hak wanita untuk bisa
sebagai pemilih dalam pemilu. Sekali pun dengan cara memprotes presiden
yang popular ketika masa perang itu. Juga dipertontonkan
bagaimana peran seorang wanita dalam menyeimbangkan kehidupan cinta dan
ambisi karir. Melalui pembuatnya, Katja von Garnier’s berhasil mengarmoniskan
semua pendukung dalam film ini sehingga tercipta film sejarah yang kontemporer,
memiliki kosep dan daya tarik yang relevan dengan kondisi saat ini.
Diceritakan pada tahun 1912 di Philadelphia 2
orang aktifis wanita muda, Alice Paulus dan Lucy Burns melangsungkan pertemuan
dengan Carrie Chapman Catt dan Anna Howard Shaw yang merupakan pimpinan dari
kelompok aktifis hak pilih NAWSA (National American Women Suffrage Association)
–yang dibentuk pada tahun 1890 oleh Susan B. Antony dan Elizabeth Cady Stanton-
Kelihatan sekali perbedaan mereka. Mereka yang aktivis muda memiliki
semangat yang kuat dan cenderung memberontak dibandingkan mereka yang lebih tua
yang lebih konservatif, dalam upaya menekan agar dibuatkan amendemen pada
konstitusi yang mengakui hak wanita untuk memilih. Sedangkan Chapman Catt dan
Howard Shaw lebih memilih cara pendekatan negara dengan negara, menggunakan
cara-cara yang lazim dilakukan saat itu.
Namun akhirnya Paulus dan Lucy diijinkan untuk
mengambil alih NAWSA yang berkantor di Washington, DC. Dengan syarat bahwa
mereka harus mencari dana sendiri untuk mendukung aktifitasnya. Lalu mereka mulai menggalang rencana aktifitas besar mereka yang
pertama, yakni mengadakan suatu parade untuk menyuarakan hak pilih perempuan.
Mereka juga merekrut tim relawan, termasuk teman kuliah Alice -Mabel Vernon-,
pekerja pabrik –Ruza Wenclawska- dan
pekerjapekerjasosialyangbernamaDorisStevens.
Sementara dalam upayanya
menggalang dana pada suatu pertemuan di Galeri Seni, Paulus bertemu dengan
seorang pengacara kaum tenaga kerja -Inez Mulholland- untuk bisa dijadikan ikon
dalam acara pawai yang akan digelar nantinya. Ia juga berkenalan dengan seorang
kartunis koran politik Washington bernama Ben Weissman, yang kemudian berlanjut
menjadi hububungan asmara.
Kembali ke Washington, Presiden Woodow Wilson
merasa kecewa mendapatkan dirinya diabaikan karena tidak tergalang banyak
masa untuk mendengarkan pidatonya. Sementara itu di seluruh bagian kota pawai
atau parade yang digelar oleh Paulus dan kawan-kawan berubah menjadi kerusuhan
oleh ulah penonton dan kaum laki yang tidak setuju dengan misi kelompok mereka.
Suasana hiruk pikuk dan kekerasan ini akhirnya menyebabkan beberapa orang
menjadi korban. Tapi Paulus dan Burns justru senang dengan publisitas yang
diakibatkan oleh kerusuhan itu. Banyak Koran di halaman depan mengulas
tentang kejadian ini keesokan harinya. Pemberitaan ini memberi
kesempatan pada mereka untuk memimpin delagasi guna bertemu langsung dengan
Presiden Wilson. Presiden akhirnya Cuma berjanji untuk mempelajari dulu
rancangan usulan amandemen ini. Dan lobi yang dikerjakan ke anggoa kongres
akhirnya mementahkan juga usulan perobahan ini di tingkat komite.
Paulus dan Burns akhirnya berada pada posisi
berseberangan dengan Catt ketika mereka menggalang dana di luar
NAWSA untuk menerbitkan sebuah surat kabar yang menyerukan kaum perempuan untuk memboikot PresidenWilson dalam pemilu berikutnya. Paulus juga menekan Weissman untuk membantu uapayanya ini. Dan untuk itu ia
setuju diajak pergi kencan bersama Weissman. Walaupun ia terkejut ketika tahu
bahwa Weissman adalah seorang duda yang sedang membawa anak
laki-lakinya untuk makan malam bersama dengan mereka. Meskipun ia tetap tertarik padaWeissman, Paulus lebih memilih
mengorbankan hubungan mereka
demi mengabdikan
dirinya sepenuhnya pada usaha mendapatkan
hak pilih bagi kaum perempuan.
Ketika Paulus dan Burns diaudit atas
pengluarannya ketika berada di bawah NAWSA lantas mereka memutuskan keluar dari
organisasi itu dan selanjutnya membentuk National Woman's Party (NWP). Partai Wanita Nasional ini menentang pada
semua kandidat yang menolak proposal amandemen konstitusi yang diusulkan ini.
Dan NWP berani mengganggu
pidato Presiden Wilson di Kongres
dengan mengajukan protes. Dansenator berpengaruh Leighton (Joseph Adams) telah menentang istrinya Emily yang
telah memberikan donasi kepada NWP. Dan mulailah para wanita pemberani
inimenggencarkan propagandanya lintas negara bagian.
Perang Dunia I dimulai, dan Presiden Wilson
tampaknya akan menuju kekemenangan dalam kampanye pemilihan ulang.. Merasa lebih baik punya
teman daripada musuh di Gedung Putih, Catt mencoba untuk meyakinkan Paulus dan
Burns untuk menarik diri dari kegiatan kampanye. Sementara iitu di San Francisco, Mulholland sakit menderita sakit dan akhirnya meninggal. Merasa
bahwa dia bertanggung jawab atas kematian Mulholland's, Paulusmengundurkan diri dari usaha pertanian
keluarga, sampai Burns tiba dan meyakinkan dia untuk terus berjuang. Mereka
kembali ke Washington, dengan rencana berani untuk mengunjungi Gedung Putih. Senator
Leightonsemakin
terganggu dengan keterlibatan istrinya yang semakin jauh denganNWP dan akhirnya istrinyapun harus
meninggalkannya.
Media kemudian menjuluki para perempuan ini sebagai 'Iron Jawed
Angels'. Hubungan antara pemerintah Amerika dan demonstrn NWP juga semakin tegang. Banyak di antara
mereka yang ditangkap dengan alasan pelanggaran terhdap tertib lalu lintas. Mereka
dikirim ke rumah sosial untukpara gelandangan
Occoquan dalam jangka waktu jangka
60 hari dimana mereka akhirnya
mengalami kondisi kesehatan yang buruk. Selama ini, Paulus dan wanita lain
menjalani mogok makan selama otoritas penjara memaksa memberi mereka makan susu
dan telur mentah melalui tabung.
Ketika Paulus dan Mrs
Leighton bergabung dengan baris pengunjuk
rasa,
mereka diserang oleh gerombolan, dan kemudian dipenjara. diijebloskan ke sel isolasi. Paulus pun berontak dengan keadaan di ruang
itu. Ia lalumemecahkan
jendela untuk mendapatkan udara
segar, walaupun tetapmelanjutkan
mogok makan. Dia kemudian ditolak pengacara, ditempatkan di ruang lain dan dikenakan
pemeriksaan di bangsal jiwa. Dokter Jiwamelaporkan kepada Presiden
Wilson bahwa Paulus tidak menunjukkan tanda-tanda mania, depresif atau pun gangguan jiwa lainnya. Iadikembalikan ke masyarakat umum di dalam penjara, di mana dia
memimpin para pejuang hak pilih
wanita untuk mengadakan gerakan mogok makan. Kepala penjara mulai
memaksanya untuk memberi makan
dan seorang
penjaga yang simpatik dan mendukung perjuangan Paulus telah menyelinapkan pena dan kertas buat Paulus.
Pada bagian akhir dicertakan bahwa Catt berbalik mencoba untuk mendapatkan perhatian Presiden Wilson untuk
akhirnya mendukung perubahan hak pilih, tetapi presiden menolaknya. Di sisi lain Senator Leighton sempat melihat istrinya di
penjara, dan terkejut dengan kondisi apa yang dilihatnya.. Selama pertemuan kedua orang suami istri itu, Mrs Leighton lalu
menyelipkan catatan Paulus dan menjelaskan secara rinci penganiayaan apa yang mereka terima di penjara. Berita di media mengakibatkan pergeseran
opini publik untuk berpihak
pada suffragettes, yang sekarang dikenal sebagai "malaikat rahang
besi." Akhirnya Catt
merebut kesempatan menekan
Presiden Wilson untuk mendukung perubahan hak pilih, dan pembebasan para perempuan dari penjara ketika ia
datang untuk menang dalam pemilihan Kongres.
REFERENSI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar